28.09.19 - Puisi, Cerita, dan Lukisan

Layaknya puisi yang aku cipta
Aku menjadi mereka
Kini, selayaknya aku menjadi manusia
Aku menjadi dirimu

Rajutan bunyi beriring dengung udara
keluar dari simpang bibirmu
Pecah menjadi suatu senyap yang menangis
Saat itu, ledakan hingar-bingar berhenti
dan berdiam diri di pelataran sebelah kiri

Kala itu, hari belum menutup lembaran kitabnya
Namun, kata-kata yang siap dikeringkan
berubah menjadi kubangan sunyi yang memantulkan
cahaya rembulan

Cerita mulai mengubah sudut pandang ke-aku-an
yang aku menjadi dirimu
Sama seperti yang lain,
aku terbentuk melalui goresan ciptaan-Nya.

Bedanya goresanku lepas landas
dengan penuh liku dan gelombang
Liku yang penuh luka
Gelombang yang terombang-ambing

Namun, goresan tersebut mulai aku lukis menjadi sesuatu
Meskipun darah dan air mata menjadi saksi sekaligus hakim
Seiring goresan abstrak menjadi lengkung dari kuas yang patuh
Batu di dalam tasku diletakkan sebagai pijakan
menuju kanvas yang baru

Kamu pun selesai bercerita,
yang tersisa hanyalah aku
Aku duduk termenung
menyaksikanmu bersenandung
Dalam mata aku menangis
Dalam hati aku teriris
Dalam doa aku memohon
agar kamu menjadi sesuatu yang kau lukis

Komentar

Postingan Populer