14.10.17 - Kamu, Maafkan Aku.

Keegoisanku berpikir bahwa pasangan merupakan suatu beban.
Sampai aku berpikir bahwa menjadi sendiri sudah mempunyai "privilege" yang lebih dari cukup.
Padahal kalau ditarik secara garis besar, mereka yang menjadi pasanganmu kelak butuh sebagian rasa "privilege" tersebut.
Mereka butuh rasa amanmu, rasa kenyamananmu, rasa bagaimana hidup dalam semestinya.
Berhentilah berpikir untuk diri sendiri, karena pada nyatanya, dirimu sudah menerima lebih yang dibayangkan. Tak perlu kau meng-emas-kan dirimu.
Dirimu sudah cukup bahagia dengan begitu. Apakah ada salahnya jika berbagi kebagiaan tersebut, barangkali sedikit? Toh, seperti perkataan orang bijak, "yang patah tumbuh, yang hilang berganti".
Ataukah memang kebahagiaan itu hanya semu semata? Apakah memang kamu terlalu malu untuk mengakuinya? Apakah kamu terlalu bangga atas diri kamu? Atas pencapaian yang tidak relevan tersebut?
Intinya, maafkan aku.
Izikan aku melakukannya, barang beberapa kali.
Sampai akhirnya aku yakin …
Aku yakin memberikan sebagian jiwaku padamu.
Aku yakin memberikan ruang kehidupanku bersamamu.
Aku yakin bahwa aku yakin.

Ah, Aku pun teringat kecantikan dirimu, siapapun kamu kelak.
Aku cinta padamu.

Komentar

Postingan Populer